Cari Blog Ini

Jumat, Juni 03, 2011

Lucu-lucuan


Lelucon Perang Libanon
Meski jembatan, jalan, dan gedung-gedung hancur dihajar rudal Israel, korban tewas dan luka-luka berjatuhan, orang Libanon tetap bisa guyon. Banyak lelucon beredar

Hidayatullah.com--Orang Libanon Selatan naik pamornya sejak berhasil mengalahkan Israel dalam perang bulan lalu. Meskipun ribuan rumah, jembatan, jalan, dan gedung-gedung hancur dihajar rudal Israel, dan korban tewas dan luka-luka berjatuhan, orang Libanon tetap bisa guyon. Banyak lelucon beredar. Salah satunya kami kutipkan untuk Anda di bawah ini.

Seorang petani tembakau di Libanon Selatan bernama Abu ‘Abid menelfon PM Israel Ehud Olmert.

“Mr. Olmert?!”

“Ya, saya sendiri.”

“Saya Abu ‘Abid dari Libanon Selatan. Dengan ini kami rakyat Libanon menyatakan perang dengan Israel!”

“Baik. Berapa orang pasukan infantri Anda?”

“Saya, anak saya, keponakan saya, ipar saya, sepupu saya, dan semua teman saya di warung kopi!”

“Oke. Pasukan saya jumlahnya 1 juta orang, terdiri dari pasukan khusus, intelijen, dan pasukan regular.”

“Nggak takut! Kita tetap perang!”

“Oke. Persenjataan apa saja yang Anda punya, Abu ‘Abid?”

“Kami punya sedan Mercedes tahun ’86, ditambah truk sayur ipar saya, dan masing-masing anggota pasukan bawa cangkul, garu, dan sekop. Oh iya, linggis juga ada!”

“Oke. Saya punya 300 rudal nuklir. 200 jet tempur. 25 kal perusak. 700 tank Merkava.”

“Nggak takut! Kita tetap perang!”

“Baiklah. Karena kamu pemberani saya akan menambah jumlah pasukan saya jadi 2 juta orang!”

“Mr. Olmert. Kita batalkan saja perang ini…”

“Kenapa? Takut ya..?”

“Bukan. Kami nggak mampu ngasih makan 2 juta tawanan perang.”

Telepon ditutup.*